Tersedia sudah kopi diatas printerku untuk memulai tulisan ini, musik instrumental klasik moderen yang di suguhkan oleh Ólafur Arnalds bertajuk Near Light, adzan maghrib yang berkumandang, gelapnya kamar ini yang hanya di teramangi oleh penerangan jadi-jadian, dan selalu, rokok menthol favorit ini. Untuk apa? untuk menemaniku menceritakan kejadian yang tidak biasanya terjadi padaku. Selasa malam hari ke lima di bulan juni aku melelapkan diri, dan untuk kemudian bangun di pertengahan tidurku itu untuk membuat mati kipas yang menyala dengan derasnya. Dingin menyelimuti tubuh kurus ini, dan ya.. dingin ini pernah kurasa sebelumnya, sangat dingin. Dan ya, dingin ini sudah lama tidak menyinggahiku. Biasanya aku suka dengan dingin ini, karenanya aku senang menyelimuti seluruh badanku dengan selimut untuk membuatku panas. Saat ku tanya "kemana saja kau selama ini?", tak ada jawaban darinya, yasudah aku tarik selimut yang sudah entah kemana biar supaya panas badan ini. Saat akan kembali ke dunia mimpi, masih dalam keadaan sadar, sebuah suara keluar dari dalam tubuhku, suara serak, seperti orang yang sangat kesakitan, suara yang membuatku seluruh tubuh ini lemas, suara itu berkata, "Dingin ini, aku pernah merasakannya, tapi entah mengapa kali ini berbeda, kali ini aku sendiri, aku kedinginan sendirian", dibuatnya aku berpikir, apa maksud suara ini? biasanya aku juga sendirian menghadapi dingin ini, untuk kemudian aku sadar bahwa bibir ini yang mengatakan hal tersebut tanpa membuka mata, tanpa kesadaran, secara tiba-tiba, dengan pikiran yang kosong, dan suara yang menyakitkan, seperti bagian lain dari diri ini keluar menerjang semua dinding ke-egoisan dan harga diriku untuk mengatakan hal tersebut. Dan aku yang sebenarnya sadar, kepribadian yang telah lama aku penjara, keluar kembali, kepribadian lemah yang telah lama aku lupakan, hadir kembali, ya.. dia, si wili lemah, keluar dari penjaranya. Lemas tubuh ini bukan karena takut, tapi sedih, karena masih dikuasai oleh bagian lain dari diri ini, di seretnya otak ini untuk berpikir bahwa ada yang hilang dari diri ini, ada yang kurang, ya.. aku dan dia tau pasti, si kuat dan si lemah ini tau pasti apa hal yang hilang tersebut. Itu sangat sakit saat dia keluar dan mengatakan hal tersebut. Ya, aku kalah olehnya pada malam itu dan harus mengakui bahwa ini adalah tentang wanita, wanita yang aku tidak mengerti dengan cara apa aku bisa menjelaskannya.
Kini dia kembali ke penjaranya, tapi tetap, tidak ada kunci yang bisa aku gunakan untuk membungkamnya, hanya kunci sementara, agar dia tidak keluar di saat aku harus berhadapan dengan manusia. Dan halo wili lemah, mungkin sudah 6 tahun lebih kita tak bersua, haha!
Jatinangor